
Foto : Bapak Yusuf Masruh, MM, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya,
Bahasa Jawa Krama Inggil Ditekankan Kembali dalam Muatan Lokal Sekolah
Surabaya – Pusakanews, Di tengah derasnya arus modernisasi dan penggunaan bahasa asing, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan kembali menguatkan program pembelajaran Bahasa Jawa Krama Inggil. Program ini akan menjadi fokus utama dalam kurikulum muatan lokal (mulok) yang diajarkan mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun ajaran baru mendatang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Ir. Yusuf Masruh, M.M mengatakan, Langkah ini diambil sebagai upaya nyata untuk menanamkan kembali nilai-nilai kesopanan (unggah-ungguh) dan melestarikan warisan budaya luhur Jawa yang mulai jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari generasi muda.
Mengapa Krama Inggil Penting?
Bahasa Jawa Krama Inggil bukan sekadar alat komunikasi. Ia adalah cerminan dari budaya dan etika. Menggunakan Krama Inggil berarti menunjukkan rasa hormat kepada orang yang lebih tua atau orang yang dihormati.
"Ini bukan hanya tentang menghafal kosakata, ini tentang pembentukan karakter, Ketika seorang anak belajar mengucapkan 'matur nuwun' (terima kasih) sebagai ganti dari 'suwun', atau 'nyuwun tulung' (minta tolong) sebagai ganti dari 'jaluk tulung', ia sedang belajar menempatkan dirinya dengan sopan dalam lingkungan sosial." Ucap Yusup.
Agar mudah diterima, metode pembelajaran Bahasa Krama Inggil akan disesuaikan untuk setiap tingkatan sekolah: Untuk Siswa TK (Taman Kanak-Kanak): Fokus: Pengenalan kata-kata dasar melalui permainan, lagu (tembang dolanan), dan cerita dongeng.
Untuk Siswa SD (Sekolah Dasar): Fokus: Penggunaan Krama Inggil dalam kalimat-kalimat pendek untuk percakapan sehari-hari. Untuk Siswa SMP (Sekolah Menengah Pertama): Fokus: Pemahaman yang lebih dalam mengenai tingkatan bahasa (membedakan Ngoko, Krama Lugu, dan Krama Inggil) dan penggunaannya dalam konteks yang lebih luas.
Dengan membiasakan penggunaan sapaan atau ungkapan sederhana di lingkungan keluarga, pembelajaran di sekolah akan menjadi lebih efektif. melalui upaya bersama antara pemerintah, sekolah, dan keluarga, gema Bahasa Jawa Krama Inggil akan kembali terdengar nyaring di kalangan generasi penerus, memastikan warisan adiluhung ini tak akan lekang oleh waktu. Ucap Ir. Yusuf Masruh, M.M Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya. (Zack).